Sabtu, 11 Januari 2014

INDUSTRI INKUBATOR TKDN YANG TIDAK PERNAH BELAJAR DARI SEJARAH

Awal tahun 2014 ini saya mengunjungi ke pasar perdagangan listrik favorit saya, yakni Pasar Kenari di Salemba Raya Jakarta Pusat. Saya ingin survey harga produk isolator keramik tegangan 20 kV, saya membayangkan bahwa produk nasional TKDN  yang berkwalitas dari WIKA-NGK masih tetap eksis di pasaran Indonesia. Ternyata produk WIKA-NGK ini sudah tidak ada lagi di pasaran, saya penasaran dan saya google lebih jauh lagi tentang pabrik konsorsium WIKA-NGK ini, rupanyanya pabrik ini telah dilikuidasi sejak tahun tahun 2010. Seluruh pasar produk isolator keramik tegangan menengah dan tegangan tinggi di Indonesia, telah dikuasai oleh produk China, kenapa bisa begitu, padahal kalau kita lihat industri keramik untuk kebutuhan rumah tangga seperti pot bunga hias, piring-pring tetap eksis. Kenapa China mampu melibas Jepang dan Italy dalam teknologi keramik isolator dengan harga yang spektakuler. Negara Eropa dan Amerika-pun tidak mampu menahan banjir keramik isolator produk China yang terjangkau dan tetap dalam koridor kwalitas yang dapat diterima. 

Pada kasus isolator keramik, dept perindustrian menyerah kalah dengan membanjirnya produk China, tetapi sebenarnya yang beruntung adalah biaya pengembangan jaringan kelistrikan kita yang menjadi terjangkau ekonomis. Di Pasar Kenari tersebut, kita bisa mendapatkan berbagai merek isolator keramik China dan harganya 30-40 persen lebih murah dari produk TKDN kita. Kalau produk China ini sudah total menguasai pasar, berarti persyaratan TKDN isolator keramik pada tender proyek pemerintah, sudah DELETED alias dihapus.

Kenapa bangsa ini tidak bisa belajar dari sejarah TKDN isolator keramik. Negara Eropa dan Amerika pun tidak mampu menahan produk modul surya China yang ber-standar pengujian internasional dengan harga yang semakin murah terjangkau. Kalau produk China itu bisa menembus standar test uji Jerman yang sangat ketat itu, maka para penyandang dana dan perbankan akan mudah menggelontorkan dana dengan suatu performance guarantee. Kebijakan menahan produk berkwalitas standar internasional yang harganya terjangkau ini, demi hidupnya industri inkubator TKDN, akan mengulangi sejarah kelam yang sama dengan keramik insulator TKDN.

Kebijakan regulasi TKDN di industri pembangkit PLTU dan pembangkit PLTS, sudah membuktikan kegagalan yang nyata, kenapa diteruskan dengan gegabah. Tidak ada evaluasi performance guarantee yang terukur, evaluasi sebatas harga, akibatnya PLTU lebih sering byar-pet. 

Di Sumatera Utara, para orang terkaya Asia yang menguasai industri minyak sawit CPO, sama-sama merubah PLTD diesel-nya dengan pembangkit PLTU batubara atau biomassa cangkang sawit, tetapi kenapa industriawan swasta non TKDN ini bisa membangun dalam tempo 18 bulan untuk ukuran PLTU 2 x 15 MW dengan perofrmance guarantee dari vendor China yang sama.

Investasi pembangkit PLTU dan PLTS tanpa performance guarantee standar internasional, jadwal waktu yang tidak terkendali, kemudian terus menggunakan industri inkubator TKDN, inilah kenyataan yang kita lihat saat ini sejak dimulainya program 10.000 MW sejak tahun 2006 lalu.         
   
              

Tidak ada komentar:

Posting Komentar