Senin, 23 Desember 2013

(4) INDUSTRI TKDN YANG MERUSAK RASA KEADILAN RAKYAT


TKDN adalah singkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri. Saya boleh saja menyebut sebagai Tingkat Kebodohan Dalam Negeri. Departemen Perindustrian begitu bangganya dengan label berbagai macam industri yang namanya TKDN. Tetapi siapakah yang mengevaluasi TKDN industri teknologi setelah berlangsung 25 tahun, katakanlah sejak tahun 1988 sampai sekarang akhir tahun 2013. Ketika nilai TKDN sudah mencapai 50% sampai 70%, selama 25 tahun, apakah nilai keuntungan bagi devisa negara atau malah menguras devisa negara. Janganlah kita silau semata dengan angka pertumbuhan industri dan lapangan tenaga kerja. Marilah kita melihat jernih pokok persoalan TKDN dengan totalitas nilai devisa negara.

Sebuah contoh TKDN atau tingkat kebodohan dalam negeri untuk industri assembling otomotif BBM. Selama lebih dari 25 tahun bangsa ini di-ninabobok-kan dengan kebangggaan regulasi TKDN 40% sampai 70%, tetapi pada saat ini BBM disubsidi oleh pemerintah. Jadi betapa industri ATPM otomotif ini sebenarnya sudah menjadi PENYAKIT KANKER AKUT bagi kelangsungan kehidupan bangsa ini. Pabrik ATPM menggenjot produksi mobil TKDN tetapi pemerintah harus lebih banyak menguras devisa negara untuk berhutang membeli BBM impor.

Jadi apa hasilnya TKDN 70% selama 25 tahun, jika harga pasaran dunia mobil impor non-TKDN saat ini jauh lebih murah. Mobil-mobil murah BBM sudah banjir di dunia, karena memang sudah akan habis riwayatnya seiring dengan habisnya cadangan minyak dunia. Lha departemen perindustrian masih membanggakan TKDN otomotif BBM fosil ini. Kalau saya mengatakan bahwa di departemen perindustrian sudah menjadi alat kapitalis dari imperialisme industri Jepang. Apakah bangsa ini punya prinsip filosofi bahwa TKDN itu mestinya harus 100%, sehingga totalitas kita bangga mempunyai TKDN 100% BERDIKARI.  Selama 25 tahun melindungi industri otomotif dengan TKDN, ternyata industri ini secara nyata menguras devisa negara.

Bangsa yang cerdas seharusnya tahu mengelola para raksasa kapitalis bukan malah diperalat oleh sistem kapitalis. Sebenarnya contoh terbaik dari jinaknya para kapitalis adalah di dunia telekomunikasi di Indonesia. Ketika operator telkom menjadi banyak maka harga pulsa atau biaya telekomunikasi semakin murah dan kwalitasnya semakin baik.

Jadi untuk membuat jinak kapitalis dan tidak menjadi kanker bagi cadangan devisa negara, buat apa dipertahankan dan dibanggakan TKDN industri otomotif. Memang sudah waktunya menjadi sejarah masa lalu. Jika negara dapat memperoleh mobil listrik murah Rp 75 juta di pasaran dunia, kenapa kita harus membeli mobil murah TKDN dengan BBM fosil seharga Rp 100 juta. Jika negara dapat memperoleh mobil BBM murah Rp 100 juta di pasaran dunia, kenapa kita harus membeli mobil murah TKDN BBM seharga Rp 250 juta.

Memang perlu revolusi besar untuk merubah pola penjajahan yang sudah ter-format selama 35 tahun dengan dalih TKDN, namun hasilnya membuat derita berkepanjangan bagi bangsa ini. Bahwa BBM fosil itu sudah sangat mahal, jadi industri apapun yang berkaitan dengan konsumsi BBM fosil itu sudah harus menjadi sejarah masa lampau peradaban manusia. Mudah-mudahan bangsa ini mempunyai tekad bulat keluar dari belenggu penjajahan. Mestilah industri ATPM otomotif BBM fosil, 2500 MW seluruh pembangkit listrik diesel di Indonesia, sudah menjadi MUSEUM NASIONAL, ke depan bangsa ini lebih maju dengan menghemat devisa negara.
 
E-BOOK GRATIS 115 HALAMAN :
MUDAH-MUDAHAN BERGUNA UNTUK SEMUANYA : CALEG DPR/DPRD, PENGAMAT KEBIJAKAN PUBLIK, PENGAMAT ENERGI, INSINYUR MUDA, BUPATI, GUBERNUR, WALIKOTA, PEMBUAT PELAKSANA KEBIJAKAN PUBLIK, PENYIDIK DAN PENEGAK HUKUM :

CLICK COVER DEPAN E-BOOK INI :
https://drive.google.com/file/d/0B3NuRG2hANhaU3BvZmJncEJYRW8/edit?usp=sharing

https://drive.google.com/file/d/0B3NuRG2hANhaY21JQlFWM01HRnM/edit?usp=sharing


     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar